Senin, 28 Maret 2011

Aliran-Aliran Sesat di Indonesia

10 Kriteria Aliran Sesat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriterai itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat
1.     Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji)
2.      Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
3.      Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4.      Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran
5.      Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6.      Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7.      Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8.      Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9.      Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah 
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i
Inilah Sebagian Aliran Sesat Di Indonesia
Perjuangan selalu mendapat dua tantangan. Tekanan dari luar dan duri dalam daging. Ada banyak pola yang mencoba untuk meruntuhkan bangunan Islam, termasuk aliran-aliran sesat yang mengeruhkan sejarah gemilang.
Aliran sesat tampak makin marak, bahkan mengalami euforia (mabuk kebebasan) di masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menduduki jabatan sejak Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001. Dari ruwatan kemusyrikan sampai JIL (Jaringan Islam Liberal) yang tak mengakui hukum Tuhan muncul secara resmi. Hingga ada tokoh aliran sesat yang keceplosan, “Mumpung presidennya Gus Dur.” Orang mulai bingung. Lantas terbit buku Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, 2002, terbelalaklah masyarakat. Ada yang simpati, tapi ada yang gerah. Dari pihak sesat pun berkelit bahwa yang berhak menentukan sesat itu hanyalah Tuhan. Si sesat masih berteriak pula bahwa yang mengorek kesesatan itu pemecah belah.
Kita harus menyadari bahwa yang menyatukan hati itu adalah Allah, bukan kita (lihat QS 2: 62-63).
Adanya persatuan itupun hanya kalau berada pada ketaatan kepada Alllah dan Rasul-Nya. Bila tidak, maka akan bercerai berai. Dalam hadits ditegaskan:
Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah saw menghadapkan wajahnya kepada para manusia, lalu bersabda: Tegakkanlah shaf-shaf (barisan shalat) kalian (diucapkan) tiga kali. Wallahi, kamu sekalian mau menegakkan shaf-shafmu atau (kalau kalian tidak mau) maka Allah pasti akan mencerai beraikan di antara hati-hati kalian.” Nu’man berkata, maka aku lihat seorang lelaki melekatkan pundaknya dengan pundak temannya (dalam shaf shalat), dengkulnya dengan dengkul temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Pengertian sesat

Sesat atau kesesatan itu bahasa Arabnya dhalal. Yaitu setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam al-Qur’an disebutkan, setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat (lihat QS Yunus: 32). Kebenaran hanya datang dari Allah.
Pertanyaannya kini, kebenaran dari Allah itu adanya di al-Qur’an dan as-Sunnah, namun cara pemahamannya/penafsirannya model apa? Pertanyaan itu sudah ada jawabannya, dalam hadits tentang 73 golongan, riwayat At-Tirmidzi.
“Siapakah dia (golongan yang satu—yang selamat dari neraka—itu) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Mereka yang mengikuti apa) yang aku dan sahabatku berada di atasnya.” 
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, penulis Lamhah ‘anil firaq adh-dhaallah, Membongkar Firqah-Firqah Sesat, berkomentar. Ketika Rasulullah ditanya tentang siapakah satu yang selamat itu, beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuh.” Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul saw dan para sahabatnya, maka dia termasuk yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang menyelisihi dari hal tersebut sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya

Berikut ini, sebagian aliran-aliran sesat di Indonesia

NII KW IX
NII (Negara Islam Indonesia) asalnya DI (Darul Islam, diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, 7 Agustus 1949 di Cisayong Tasikmalaya Jawa Barat). Kemudian nama NII itu berupa penjelasan singkat tentang proklamasi. Pada tahun 1980-an ketika diadakan musyawarah tiga wilayah besar (Jawa Barat, Sulawesi, dan Aceh) di Tangerang Jawa Barat, diputuskan bahwa Adah Djaelani Tirtapradja diangkat menjadi Imam NII. Lalu ada pemekaran wilayah NII yang tadinya 7 menjadi 9, penambahannya itu KW VIII (Komandemen Wilayah VIII Priangan Barat (mencakup Bogor, Sukabumi, Cianjur), dan KW IX Jakarta Raya (Jakarta, Tangerang, Bekasi).  
Pada dekade 1990-an KW IX dijadikan sebagai Ummul Quro (ibukota negara) bagi NII, menggantikan Tasikmalaya, atas keputusan Adah Djaelani. Karena pentingnya menguasai ibukota sebagai pusat pemerintahan, maka dibukalah program negara secara lebih luas, dan puncaknya ketika pemerintahan dipegang Abu Toto Syekh Panjigumilang (yang juga Syekh Ma’had Al-Zaitun, Desa Gantar, Indramayu, Jawa Barat) menggantikan Adah Djaelani sejak tahun 1992.
Penyelewengannya terjadi ketika pucuk pimpinan NII dipegang Abu Toto. Ia mengubah beberapa ketetapan-ketetapan Komandemen yang termuat dalam kitab PDB (Pedoman Dharma Bakti) seperti menggantikan makna fai’ dan ghanimah yang tadinya bermakna harta rampasan dari musuh ketika terjadi peperangan (fisik), tetapi oleh Abu Toto diartikan sama saja, baik perang fisik maupun tidak. Artinya, harta orang selain NII boleh dirampas dan dianggap halal. Pemahaman ini tidak dicetuskan dalam bentuk ketetapan syura (musyawarah KW IX) dan juga tidak secara tertulis, namun didoktrinkan kepada jamaahnya. Sehingga jamaahnya banyak yang mencuri, merampok, dan menipu,  namun menganggapnya sebagai ibadah, karena sudah diinstruksikan oleh ‘negara’.
Dalam hal shalat, dalam Kitab Undang-undang Dasar NII diwajibkan shalat fardhu 5 waktu, namun perkembangannya, dengan pemahaman teori kondisi perang, maka shalat bisa dirapel. Artinya, dari mulai shalat zuhur sampai dengan shalat subuh dilakukan dalam satu waktu, masing-masing hanya satu rakaat. Ini doktrin Abu Toto dari tahun 2000-an.
Mengenai puasa, mereka mengamalkan hadits tentang mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka dengan cara, sudah terbit matahari pun masih boleh sahur, sedang jam 5 sore sudah boleh berbuka. Alasannya dalil hadits tersebut. Gerakan ini mencari mangsa dengan jalan setiap jamaah diwajibkan mencari satu orang tiap harinya untuk dibawa tilawah. Lalu diarahkan agar hijrah dan berbaiat sebagai anggota NII. Karena dengan baiat maka seseorang terhapus dari dosa masa lalu, tersucikan diri, dan menjadi ahli surga. Untuk itu peserta ini harus mengeluarkan shadaqah hijrah yang besarnya tergantung dosa yang dilakukan. Anggota NII di Jakarta saja, saat ini diperkirakan 120.000 orang yang aktif. 

LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
Pendiri dan pemimpin tertinggi pertama gerakan ini adalah Madigol Nurhasan Ubaidah Lubis bin Abdul bin Thahir bin Irsyad. Lahir pada tahun 1915 di Desa Bangi, Kec. Purwoasri, Kediri, Jawa Timur. Paham yang dianut oleh LDII tidak berbeda dengan aliran Islam Jama’ah/Darul Hadits yang telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971. Keberadaan LDII mempunyai akar kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam, Jama’ah yang didirikan pada tahun 1951 oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol). Setelah aliran tersebut dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972. Pengikut gerakan ini pada pemilu 1971 berafiliasi dan mendukung GOLKAR).
Aliran sesat yang telah dilarang Jaksa Agung 1971 ini kemudian dibina oleh mendiang Soedjono Hoermardani dan Jenderal Ali Moertopo. LEMKARI dibekukan di seluruh Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas desakan keras MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jatim di bawah pimpinan KH. Misbach. LEMKARI diganti nama oleh Jenderal Rudini (Mendagri), 1990/1991, menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia).
Penyelewengan utamanya, menganggap al-Qur’an dan as-Sunnah baru sah diamalkan kalau manqul (yang keluar dari mulut imam atau amirnya). Gerakan ini membuat syarat baru tentang sahnya keislaman seseorang. Orang yang tidak masuk golongan mereka dianggap kafir dan najis.
Modus operandi gerakan ini mengajak siapa saja ikut ke pengajian mereka secara rutin. Peserta akan diberikan ajaran tentang shalat dan sebagainya berdasarkan hadits, lalu disuntikkan doktrin-doktrin bahwa hanya Islam model manqul itulah yang sah, benar. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, boleh ditebus dengan uang oleh anggota ini.

Inkar Sunnah
Orang yang tidak mempercayai hadits Nabi saw sebagai landasan Islam, maka dia sesat. Itulah kelompok Inkar Sunnah. Ada tiga jenis kelompok Inkar Sunnah. Pertama kelompok yang menolak hadits-hadits Rasulullah saw secara keseluruhan. Kedua, kelompok yang menolak hadits-hadits yang tak disebutkan dalam al-Qur’an secara tersurat ataupun tersirat. Ketiga, kelompok yang hanya menerima hadits-hadits mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang setiap jenjang atau periodenya, tak mungkin mereka berdusta) dan menolak hadits-hadits ahad (tidak mencapai derajat mutawatir) walaupun shahih. Mereka beralasan dengan ayat, “…sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikitpun terhadap kebenaran” (Qs An-Najm: 28). Mereka berhujjah dengan ayat itu, tentu saja menurut penafsiran model mereka sendiri.
Inkar Sunnah di Indonesia muncul tahun 1980-an ditokohi Irham Sutarto. Kelompok Inkar Sunnah di Indonesia ini difatwakan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai aliran yang sesat lagi menyesatkan, kemudian dilarang secara resmi dengan Surat Keputusan Jaksa Agung No. Kep-169/ J.A./ 1983 tertanggal 30 September 1983 yang berisi larangan terhadap aliran inkarsunnah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Ahmadiyah
Orang yang mengakui adanya nabi lagi sesudah Nabi Muhammad saw maka mereka sesat. Itulah kelompok Ahmadiyah yang mempercayai Mirza Ghulam Ahmad dari India sebagai nabi setelah Nabi Muhammad saw. Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza lahir 15 Februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India.
Ahmadiyah masuk ke Indonesia tahun 1935, tapi mereka mengklaim diri telah masuk ke negeri ini sejak tahun 1925. Tahun 2000, mendiang khalifah Ahmadiyah dari London, Tahir Ahmad, bertemu dengan Presiden Abdurahman Wahid. Kini Ahmadiyah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain. Basis-basis Ahmadiyah di Kuningan, Jawa Barat dan Lombok telah dihancurkan massa (2002/2003) karena mereka sesumbar dan mengembangkan kesesatannya.
Tipuan Ahmadiyah Qadyan, mereka mengaku bahwa Mirza Ghulam Ahmad itu nabi namun tidak membawa syariat baru. Tipuan mereka itu dusta, karena mereka sendiri mengharamkan wanitanya nikah dengan selain orang Ahmadiyah. Sedangkan Nabi Muhammad saw tidak pernah mensyariatkan seperti itu, jadi itu syari’at baru mereka. Sedangkan Ahmadiyah Lahore yang di Indonesia berpusat di Jogjakarta mengatakan, Mirza Ghulam Ahmad itu bukan nabi tetapi Mujaddid. Tipuan mereka ini dusta pula, karena mereka telah mengangkat pembohong besar yang mengaku mendapatkan wahyu dari Allah, dianggap sebagai mujaddid.

JIL (Jaringan Islam Liberal)
Orang yang menyamakan semua Agama, hingga Islam disamakan dengan Yahudi, Nasrani, dan agama-agama kemusyrikan, mereka juga sesat dan menyesatkan. Itulah kelompok yang berpaham pluralisme agama, yang sejak Maret 2001 menamakan diri sebagai JIL (Jaringan Islam Liberal) yang dikoordinir oleh Ulil Abshar Abdalla. Ulil tidak mengakui adanya hukum Tuhan, hingga syariat mu’amalah (pergaulan antar manusia). Perintah syari’at jilbab, qishash, hudud, potong tangan bagi pencuri dan sebagainya itu tidak perlu diikuti. Bahkan larangan nikah antara Muslim dengan non Muslim dianggap tidak berlaku lagi, karena ayat larangannya dianggap tidak jelas. Vodca (minuman keras beralkohol lebih dari 16%) pun menurut Ulil bisa jadi di Rusia halal, karena udaranya dingin sekali. 
Pemahaman “kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah/al-Hadits” seperti yang dipahami umat Islam sekarang ini menurut Ulil, salah, karena menjadikan penyembahan terhadap teks. Maka harus dipahami bahwa al-Qur’an yang sekarang baru separuhnya, sedang separuhnya lagi adalah pengalaman manusia

Lembaga Kerasulan
Kelompok ini mengibaratkan Rasul bagai menteri, sedang kerasulan adalah sebuah departemen. Lalu Rasul boleh wafat sebagaimana menteri boleh mati, namun kerasulan atau departemen tetap ada. Diangkatlah rasul baru sebagaimana diangkat pula menteri baru. Karena Nabi Muhammad saw adalah rasul terakhir. Yang berpaham Rasul tetap diangkat sampai hari kiyamat itulah kelompok Lembaga Kerasulan.
Masih banyak sebenarnya lembaga dan gerakan aliran sesat yang berkembang di Indonesia. Ada yang bergerak secara kelompok, tapi ada pula yang bersifat pemikiran individu, seperti Harun Nasution dan Ahmad Wahib. Kedua tokoh ini nyaris sama. Harun Nasution mengatakan bahwa semua agama pada dasarnya adalah sama. Sedangkan Ahmad Wahib yang pernah menerbitkan buku Pergolakan Pemikiran Islam pernah membuat statemen yang mengagetkan dalam bukunya, “Seandainya Muhammad tidak ada, wahyu dari Allah (al-Qur’an) dengan tegas aku berkata bahwa Karl Marx dan Frederick Engels lebih hebat dari utusan Tuhan itu. Otak kedua orang itu yang luar biasa dan pengabdiannya yang luar biasa akan meyakinkan setiap orang bahwa kedua orang besar itu adalah penghuni surga tingkat pertama berkumpul dengan para Nabi dan Syuhada.” 
Begitu banyak tantangan untuk umat Islam. Ada tekanan yang datang dari luar, ada pula pengkhianatan dan kesesatan yang muncul dari dalam. Dengan berpikir jernih dan bersandar pada hukum-hukum Allah, semoga umat ini selalu mendapat lindungan-Nya.

Isa Bugis
Orang yang memaknakan al-Qur’an semaunya, tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, maka mereka sesat. Itulah kelompok Isa Bugis. Contohnya, mereka memaknakan al-fiil yang artinya gajah menjadi meriam atau tank baja. Alasannya di Yaman saat zaman Nabi tidak ada rumput maka tak mungkin ada gajah. Kelompok ini tidak percaya mukjizat, dan menganggap mukjizat tak ubahnya seperti dongeng lampu Aladin. Nabi Ibrahim menyembelih Ismail itu dianggapnya dongeng belaka. Kelompok ini mengatakan, tafsir al-Qur’an yang ada sekarang harus dimuseumkan, karena salah semua. Al-Qur’an bukan Bahasa Arab, maka untuk memahami al-Qur’an tak perlu belajar Bahasa Arab. Lembaga Pembaru Isa Bugis adalah Nur, sedang yang lain adalah zhulumat, maka sesat dan kafir. Itulah ajaran sesat Isa Bugis. 
Tahun 1980-an mereka bersarang di salah satu perguruan tinggi di Rawamangun, Jakarta. Sampai kini masih ada bekas-bekasnya, dan penulis pernah berbantah dengan kelompok ini pada tahun 2002. Tampaknya, mereka masih dalam pendiriannya, walau tak mengaku berpaham Isa Bugis

Baha’i
Kelompok ini adalah kelompok yang menggabung-gabungkan Islam dengan Yahudi, Nasrani dan lainnya. Itulah kelompok Baha’i. Menghilangkan setiap ikatan agama Islam, menganggap syariat Islam telah kadaluarsa. Persamaan antara manusia meskipun berlainan jenis, warna kulit dan agama. Inilah inti ajaran Baha’i. Menolak ketentuan-ketentuan Islam. Menolak Poligami kecuali dengan alasan dan tidak boleh dari dua istri.
Mereka melarang talaq dan menghapus ‘iddah (masa tunggu). Janda boleh langsung kawin lagi, tanpa ‘iddah. Ka’bah bukanlah kiblat yang mereka akui. Kiblat mereka adalah dimana Tuhan menyatu dalam diri Bahaullah (pemimpin mereka). Agama Baha’i adalah induk dari aliran Islam Liberal (JIL) yang mempromosikan Pluralisme

Salamullah (Lia Eden) 
Agama Salamullah adalah agama baru yang menghimpun semua agama, didirikan oleh Lia Aminuddin, di Jakarta.Dia mengaku sebagai Imam Mahdi yang mempercayai reinkarnasi. Lia mengaku sebagai jelmaan roh Maryam,sedang anaknya "Ahmad Mukti" yang kini hilang, mengaku sebagai jelmaan roh Nabi Isa as.Dan imam besar agama Salamullah ini Abdul Rahman,seorang mahasiswa alumni UIN Jakarta,yang dipercaya sebagai jelmaan roh Nabi Muhammad saw.


Aliran al-Qiyadah al-Islamiyah
Didirikan pada tanggal 23 Juli 2006 oleh Acmad Moshaddeq alias H Salam.Dirinya mengaku sebagai nabi baru yang menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW dan mendapatkan wahyu dari Allah SWT.Pengakuan itu muncul setelah dirinya melakukan pertapaan selama 40 hari 40 malam.Pelantikan H Salam sebagai rasul dilakukan pada tanggal yang sama di Gunung Bunder,Bogor,Jawa Barat.Kitab suci yang diyakini aliran ini tetap al-Qur’an.Hanya saja,mereka menafsirkan sendiri kandungan ajaran al-Qur’an,tanpa merujuk pada pendapat para ahli tafsir masa lalu.Mereka tidak mempercayai adanya hadits sebagai rujukan agama yang terpenting setelah al-Qur’an.Aliran ini memiliki syahadat baru yaitu “Asyhadu alla ilaha illa Allah wa asyhadu anna al-Masih al-Ma’ud Rasul Allah” (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa al-Masih al-Ma’ud adalah Rasulullah).
Penyebab munculnya aliran-aliran ini :
1.  Bertujuan untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.Dan dalam diri mereka(orang-orang yang ingin menghancurkan islam)adanya suatu kekhawatiran bahwa peradaban Islam diprediksikan akan kembali berjaya seperti di masa Dinasti Abbasiyyah (750 M – 1258 M).Oleh karena itu mereka menghancurkan akidah umat islam agar umat islam tepecah belah dan tidak berjaya kembali.
2.     Untuk mencari popularitas bagi para pendiri aliran-aliran sesat ini.
3.     Disebabkan terlalu banyaknya jumlah rakyat miskin dan pengangguran di Indonesia. Orang yang hidupnya miskin dan menganggur mudah dipengaruhi atau diajak untuk bergabung dengan aliran-aliran sesat.Apalagi kalau diiming-imingi materi.
4.    Bisa disebabkan karena pasal 28E ayat (2) menyebutkan"setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,memilih kewarganegaraan,memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya,serta berhak kembali. 
5.  Munculnya aliran-aliran ini dipicu oleh rasa frustrasi umat akibat kondisi keterpurukan ekonomi dan hiruk-pikuk politik

Satria Piningit Weteng Buwono
Aliran ini dipimpin oleh Agus Imam Solichin. Setidaknya anggotanya 40 orang, Anggota aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono biasa melakukan persetubuhan dalam ritual mereka. Persetubuhan disaksikan para anggota di bawah sorotan lampu. Menurut pemimpin aliran Satria Piningit Weteng Buwono, Agus Imam Solihin, seperti dituturkan A Kusmana -- pemilik rumah yang dijadikan tempat ritual di kawasan Kebagusan-- ritual persetubuhan adalah untuk menggambarkan penciptaan Nabi Adam. 
Kata A Kusmana seperti dituturkanya, setiap ritual dilakukan lebih dari enam pasangan. Agus bahkan pernah menghukum pengikutnya karena melakukan kesalahan dengan bertelanjang selama lebih dari satu hari. Ritual lainnya yang diajarkan Agus adalah memandikan para pengikutnya yang laki-laki dan wanita secara bersamaan dalam keadaan telanjang. Aliran Satria Piningit digerebek polisi petugas pada Senin 26 Januari 2009 lalu di kawasan Jalan Kebagusan 2, RT 10 RW 6, Momor 37, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Selain melakukan ritual persetubuhan dengan bertukar pasang dengan sesama anggota, aliran Satria Piningit Weteng Buwono juga tidak mewajibkan anggotanya untuk salat dan berzakat. Ritual persetubuhan dengan sesama anggota aliran boleh ditonton oleh anggota lainnya. Awalnya pemimpin aliran Satria Piningit Weteng Buwono Agus Imam Solihin memberikan pelajaran tentang Islam. Namun lama-kelamaan yang diajarkan adalah melarang salat, puasa dan berzakat. Menurut A Kusumah, pemilik rumah yang dijadikan tempat ritual di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, ajaran yang ditularkan kepada anggotanya menggugurkan rukun Islam. Namun di sisi lain, Agus juga mengajarkan untuk sabar dan ikhlas serta tawakal. Ajaran itu agar jasad para anggota yang telah meninggal bisa dibawa ke singgasana milik tuhan. Jasadnya tidak akan mati, tutur A Kusumah. Aliran ini memiliki 13 ritual termasuk melakukan persetubuhan dengan bertukar pasangan yang ditonton oleh anggota mereka. Pengikut aliran ini biasa melakukan ritual tanpa sehelai pakaian. Biasanya dilakukan pada malam Jumat.
Ritual seks dilakukan atas perintah Agus Imam Solihin. Alasan melakukan ritual seks karena di akherat nanti juga akan telanjang. Di akherat nanti juga akan diajarkan Kamasutra, ujar Eko. Namun menurut pengakuan A Sukmana ritual bersetubuh dengan bertukar pasangan pernah dilakukan. Ada enam pasangan melakukan hubungan seks di bawah sorotan lampu. Eko mengatakan, jika mengikuti ajaran Satria Piningit dipercaya tidak akan dimatikan. Semua akan tinggal di aras (singgahsana Tuhan).
Millah Abraham
Di Aceh sebagaimana ajaran ini ditemukan menurut Kawan-kwan Modus Aceh mengungkapkan bahwa simpul dari ajaran Milata Abraham sulit terlacak asal- usulnya, hal ini karena umumnya pengikut aliran ini memilih bungkam atau tutup mulut ketika ditanyakan informasi tentang aliran Milata Abraham ini. Setidaknya begitulah kasan yang terungkap ketika media Modus mencoba mengorek informasi dari Muakhir yang mengaku ketua Milata Abraham Kabupaten Bireuen, ”Saya tidak tahu pusat Milata Abraham, saya belajar aliran tersebut di Jakarta, mungkin saja asalnya dari sana,” jelasnya tak pasti.
Untuk mengetahui apa itu Milata Abraham, mari kita lihat arti dari kata tersebut:
·        Milata Abraham biasa orang nasrani menyebutnya atau umat Islam yang berpedoman dengan Al-Qur’an menyebutnya Milah Abraham, memang sangat kabur, hampir tidak ada informasi tentang keberadaan kelompok ini.
·        Ajaran Milata Abraham ini memang sangat menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya, menurut pengakuan dari para pengikutnya mereka berkeyakinan penuh bahwa ajarannya Muhammad menyambung kepada Yesus, ajarannya Yesus menyambung kepada Musa, karena mereka adalah anak-anak Abraham.
·        Menurut pengikut Milata Abraham mereka tidak mau mencari perbedaan di antara ketiga komunitas besar dunia hari ini (yahudi, nasrani, dan Islam), tetapi mereka hendak mempersatukan mereka di bawah isme Allah, Tu(h)an Allah Abraham, Raja dan penguasa semesta alam, sehingga teranglah dunia pada saatnya nanti.
 Oleh sebab itu mereka menganjurkan pengikutnya untuk selalu berpegang kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita abdi (taati) kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai TUHAN selain Allah.
Abraham sendiri atau Ibrahim di kalangan Yahudi Abraham adalah sosok yang terpuji dan dimuliakan, karena baginya dia adalah bapak atau nenek moyang bangsa Israel, bapak para nabi dan orang yang termasyur di bangsanya yaitu Israel. Dalam kalangan Nashrani disebut juga bapak para nabi dan nenek moyang Yesus. Dalam kalangan Islam juga merupakan sosok yang dipuji dan dijadikan suri tauladan yang baik karena dia termasuk orang yang hanif.

Hidup dibalik Hidup
Aliran 'Hidup di Balik Hidup' (HDH) di Cirebon, Jawa Barat, sudah berdiri sejak tahun 1940. Oleh masyarakat di Kecamatan Lemah Abang, aliran itu dinyatakan sesat. "Akitivitas mereka ini sudah bertahun-tahun ada di sini. Warga di sini sejujurnya merasa resah dengan aktivitas mereka.
Dalam sebuah buku tertera, Muhamad Kusnan (almrhum) adalah pendiri awal (generasai pertama) HDH. Sedangkan Muhamad Ali bin Abdulah alias Mudjoni merupakan penerusnya (generasi kedua), sepeningalan Kusnan. Mudjoni saat ini berada di Perumahan Bekasi Baru, Kecamatan Pengasinan, Bekasi.
Majelis HDH pertama kali dimunculkan Kusnan yang berumur 16 tahun pada 1940. Pada usian 10 tahun, di dalam buku itu, tahun Kusnan menceritakan dirinya didatangi dua malaikat dan dibersihkan hatinya di sebuah danau. Kusnan juga dikatakan sudah melakukan perjalanan gaib dengan mendatangi surga dan neraka, serta bertemu dengan semua nabi, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW.

Dunung Urip
Sekitar pertengahan Februari 2009 lalu, masyarakat Kabupaten Blitar, Jawa Timur dihebohkan oleh kemunculan aliran kepercayaan yang dapat memberikan tiket masuk ke surga. Namanya, aliran Dunung Urip. Aliran sesat ini dipimpin oleh seorang pria bernama Suliyani, warga Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Salah satu inti ajarannya, memberikan sedekah sebesar Rp 4 juta kepada pemimpin aliran Dunung Urip (Suliyani), maka mereka pun dapat masuk surga tanpa menjalankan syariat agama, seperti meninggalkan shalat dan shaum (berpuasa di bulan Ramadhan).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat sudah menyatakan bahwa ajaran aliran Dunung Urip sesat. Bahkan saat itu, MUI segera membubarkan kelompok ini karena dinilai menyalahi syariat Islam. Namun pimpinan aliran Dunung Urip (Suliyani) membantah tuduhan MUI. Menurut dia, ajarannya bertujuan mencari ketenangan hati.
Ada kemiripan dengan aliran sesat Ahmadiyah, yang mewajibkan pengikutnya membeli kavling surga yang dijual pemimpinnya. Hanya di kavling itulah seseorang (pengikut Ahmadiyah) bisa masuk surga, yaitu bila jenazahnya dikubur di tempat itu atau yang penting punya sertifikat kuburan surga di Rabwah. Harga kavling surga mencapai jutaan rupiah, yang tentu saja memberatkan pengikut jamaah Ahmadiyah, karena pada umunya pengikut Ahmadiyah dari kalangan menengah ke bawah. (lihat tulisan berjudul Menista Istilah Poligami Demi Menutupi Kejahatan Ahmadiyah, di nahimunkar.com edisi April 24, 2008 1:31 am)
MUI Blitar dikhabarkan menemukan bukti-bukti sesatnya Aliran Dunung Urip yang mengajarkan agar pengikutnya membayar Rp4 juta kepada pemimpinnya, Suliyani, untuk dapat masuk surga. Lebih lengkapnya bisa disimak berita ini:
MUI Temukan Bukti Baru Ajaran Masuk Surga
Dogma lima perkara yang diajarkan Suliyani (62) pimpinan “aliran masuk surga”, dipastikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bertentangan dengan rukun Islam, khususnya yang kedua, yakni salat. Penemuan ini merupakan bukti baru setelah setiap pengikut diwajibkan bersedekah Rp4 juta untuk bisa “mendapatkan” surga.
Dalam dogmanya, Suliyani yang warga Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar itu mengajarkan bahwa salat tidak perlu dengan gerakan. Bagi mereka (Suliyani dan pengikutnya), ibadah salat cukup dengan melakukan perenungan dalam hati.
Menurut Seketaris MUI Kabupaten Blitar Ahmad Su’udi, bukti tersebut cukup kuat untuk menilai jika Suliyani telah mengajarkan paham yang menyimpang dari syariat Islam. Bahkan yang mencengangkan, dalam memberi wejangan murid-muridnya, kata Su’udi, Suliyani kerap menandaskan, jika Kitab Suci Alquran yang ada saat ini, ditulis tangan-tangan manusia yang masih diliputi nafsu.
Suliyani juga mengkritisi Nabi Muhammad sebagai sosok yang tidak mampu menyelamatkan umat manusia pada akhir zaman. Karena Muhammad masih memiliki nafsu duniawi. Contohnya masih melakukan perang dalam menyebarkan agama. “Ini semua merupakan data penyimpangan yang dilakukan pak Suliyani, selain setiap pengikutnya diwajibkan bersedekah Rp4 juta untuk mendapatkan ketentraman jiwa,” papar Su’udi.
Su’udi mengaku baru 50 persen data penyimpangan “aliran masuk surga” asuhan Suliyani yang terkumpulkan. Kendati demikian, pihaknya belum bisa melakukan langkah tegas apapun sebelum seluruh data terkumpul. Rencananya, MUI akan kembali menggelar rapat pleno dengan melibatkan 22 ulama di Kabupaten Blitar. Kendati demikian secara resmi Su’udi mengaku belum bertemu Suliyani. MUI sengaja tidak mendatangi rumah Suliyani. “Karena kalau kita datang ke rumahnya sama saja kita mengikuti kemauannya. Kita sudah mengundang ke MUI dan pak Suliyani tidak mau datang. Kecuali kalau ada pihak yang menjembatani pertemuan kita siap ketemu,” paparnya.
Terkait penilaian aparat hukum tentang aliran Suliyani hanya semacam kelompok pengamal kebatinan dan perdukunan, Su’udi menghargai semua itu. Namun kendati demikian MUI tetap bersikukuh jika ajaran Suliyani menyimpang dari agama Islam. Sementara itu setelah memanggil Suliyani ke Kantor Kejaksaan Negeri Blitar, jaksa menyimpulkan kegiatan Suliyani bukan sekte atau aliran keyakinan yang diduga menyesatkan. Kepala Seksi Intelijen Kejari Blitar Moh Riza mengatakan, Suliyani hanyalah sesosok dukun yang melakukan praktek perdukunan. “Dari keterangan yang disampaikan kepada kami, bisa ditarik keseimpulan jika pak Suliyani hanya dukun saja. Namun kami menyerahkan hal ini kepada MUI,” ujarnya.
Seperti diberitakan, MUI menemukan sekelompok aliran di Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar pimpinan Suliyani warga setempat. Dari ajaran yang disampaikan kepada para pengikutnya, aliran yang kemudian dikenal sebagai aliran masuk surga itu dinilai MUI menyimpang. Salah satunya untuk mendapatkan surga seorang pengikut diwajibkan membayar Rp4 juta. *(Solichan Arif/Sindo/mbs)* (okezone)

Surga ADN
Menjadi kaya raya dan bisa menikmati kebebasan seksual mungkin menjadi obsesi Ahmad Tantowi. Untuk mewujudkan obsesi tersebut, ia pun mendirikan sebuah aliran yang diberi nama Surga Adn. Tantowi berhasil merekrut para pengikut setia, dan kebanyakan perempuan. Para perempuan tersebut dengan bebas ia bisa gauli. Para pengikutnya juga diharuskan untuk membayar sejumlah uang sebagai infak setiap bulannya. Tak ayal, Tantowi pun kaya raya dengan dikelilingi banyak perempuan yang siap melayaninya.
Sejak November tahun silam, aliran ini sudah diberitakan berbagai media massa sebagai aliran sesat. Pihak terkait, termasuk MUI Kab. Cirebon dan Departemen Agama Kab. Cirebon, juga sudah menerima laporan tersebut dari masyarakat. Selanjutnya, kedua institusi tersebut juga telah membentuk tim untuk memverifikasi aliran tersebut. Dari hasil verifikasi tersebut, Ketua MUI Kab. Cirebon, K.H. Ja’far Aqil Siraj, menyatakan kalau aliran tersebut adalah sesat.
Meski sudah dilaporkan sejak beberapa bulan silam, namun baru pada 14 Januari aparat keamanan berhasil menangkap sang pimpinan Surga Adn beserta beberapa pengikutnya. Tidak tanggung-tanggung, aparat keamanan yang mencocok Tantowi langsung dari Polda Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena Tantowi selama ini berhasil menjalin “hubungan yang baik” dengan pemerintahan dan aparat keamanan setempat.
Meski sebelumnya beragama Islam dan menyandarkan sumber ajarannya dari Alquran, Tantowi ternyata menyebarkan ajaran-ajaran yang jauh menyimpang dari pokok-pokok ajaran Islam. Ia tidak mewajibkan para pengikutnya untuk melakukan shalat. Padahal shalat jelas-jelas merupakan salah kewajiban pokok umat Islam.
Selain tidak mewajibkan shalat, aliran ini juga sangat menekankan ajaran berinfak. Para pengikutnya wajib menyetorkan setoran 10% dari penghasilan mereka kepada sang pentolan, Ahmad Tantowi. Di samping potongan 10% dari penghasilan bulanan, setiap pengikutnya juga diwajibkan untuk menyetorkan uang rata-rata 3-4 juta setiap bulan.
Tentu saja uang segitu banyak tidak mudah untuk diperoleh. Apalagi bagi mereka yang memiliki penghasilan minim. Untuk itulah, Ahmad Tantowi juga menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang sekian banyak itu. Orang-orang yang bukan pengikut Surga Adn dianggap kafir, dan harta mereka boleh diambil sebagai harta rampasan perang (fa’i). Jika pengikutnya tidak memberikan setoran, maka hal itu dianggap sebagai hutang yang harus dibayar di bulan berikutnya.
Untuk lebih mengukuhkan dirinya sebagai pimpinan sekte sesat tersebut, Ahmad Tantowi juga mengklaim dirinya sebagai penjelmaan Tuhan yang bernama Al-Fikr. Klaim tersebut diwujudkan dalam bentuk konsep syahadat yang ia rumuskan. Syahadat tersebut berbunyi bahwa: tiada tuhan selain Al-Fikr dan semua penyebar ajaran Surga Adn adalah rasul.
Tantowi –yang telah memiliki empat orang anak dan beberapa orang cucu ini– juga mengajarkan konsep reinkarnasi. Dalam konsepnya, semua orang yang tidak mengikuti ajaran Surga Adn adalah orang-orang kafir. Mereka tidak bisa menjadi manusia kembali setelah kematian mereka, namun menjadi binatang.
Salah satu ajaran yang sangat menghebohkan aliran ini adalah kebebasan seksual. Sebagai seorang pimpinan, Tantowi boleh menggauli pengikut perempuan manapun yang ia kehendaki. Untuk meyakinkan para pengikutnya, Tantowi mengajarkan bahwa hubungan seksual itu adalah bentuk ritual penyucian diri. Parahnya lagi, Tantowi merekam adegan-adegan seksualnya dengan para pengikutnya. Hal itu terungkap dari barang bukti yang berhasil diperoleh pihak penyelidik. Hal ini pula yang membuat penyidik mengundang ahli guna meneliti kondisi kejiwaan Tantowi.
Meski tinggal di Cirebon, Tantowi sendiri sebenarnya bukanlah asli orang Cirebon, namun berasal dari Tangerang. Pada tahun 1970, ia datang ke Cirebon sebagai tukang las kontrak untuk proyek pembangunan Stadion Bima. Saat proyek tersebut selesai, ia tidak mengikuti jejak teman-temannya kembali ke Tangerang. Ia membuka sendiri usaha las yang akhirnya berkembang maju.
Namun sebelum usaha lasnya maju, Tantowi juga sempat menjadi karyawan di PT British American Tobaco (BAT) Indonesia. Ia akhirnya memilih untuk hengkang dari perusahaan tersebut. Hal itu ia lakukan saat usaha lasnya mulai maju dan banyak memperoleh order pembuatan pagar dan teralis.
Riwayat perjalanan spiritualnya dan pengetahuan agama Tantowi tidak diketahui jelas. Namun sejak keluar dari PT BAT, ia mulai menunjukkan perilaku aneh. Ia kerap menghilang tiba-tiba dan meninggalkan anak istrinya. Sebagian orang menduga ia terkait dengan gerakan NII (Negara Islam Indonesia). Sebagian orang lagi menyatakan bahwa ia juga pernah mengikuti aliran Ahmadiyah.
Sebagian warga juga menyatakan bahwa ia sering gonta-ganti teman perempuan. Imam Asja (52) seorang pemilik rumah makan sering memergoki Imam Tantowi makan di rumah makannya bersama beberapa orang perempuan. Para perempuan itu berganti-ganti setiap kali mereka menemani Tantowi makan di rumah makan milik Asja.
Pada awal tahun 2000-an, Tantowi mulai menyebarkan ajaran-ajarannya. Ia mendirikan semacam majelis pengajian di rumahnya. Namun ajaran-ajarannya yang aneh dan dianggap sesat membuat ia pun berkali-kali terusir dari tempat tinggalnya. Namun di tempat terakhir yang ia tempati, di Desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, Tantowi relatif lebih aman dari gangguan masyarakat.
Ia memilih strategi jitu untuk bisa mengambil hati masyarakat. Ia sering menyumbang untuk kegiatan sosial remaja, pembangunan masjid, bahkan memberikan “setoran” kepada para aparat setempat. Orang-orang yang berada di sekitar tempat tinggal Tantowi mengenalnya sebagai pedagang barang antik dermawan. Sebagian mereka tidak menyangka jika Tantowi ternyata menyebarkan ajaran sesat.

Ajaran Al-Qur’an Hijau

Dari Sumatera Utara, sekitar awal Desember 2007, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, Prof Dr Abdullah Syah, MA meminta masyarakat di daerah itu agar mewaspadai ajaran Al-Qur’an Hijau karena sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut Abdullah, di dalam ajaran Islam tidak mengenal istilah Al-Qur’an Hijau, apalagi membawa ajaran yang bertentangan dengan umat Islam.
Sebelumnya, ajaran Al-Qur’an Hijau ini telah lebih dulu berkembang di Pulau Jawa, antara lain di Kediri. Ajaran ini tidak mengakui adanya hadist dan mengganti ucapan Assalamu’alaikum dengan Salamualaikum. Selain itu, setiap pengikut ajaran itu harus dibaiat atau mitsaq dengan cara melakukan ritual mandi air kembang. Kepada setiap pengikutnya diberikan julukan Abi (bagi laiki-laki) sedangkan bagi perempuan diberi julukan Umi. Para Abi dan Umi ini, saat itu gencar mempengaruhi kalangan mahasiswa agar ikut bergabung.

Al-Qur’an Suci 


Aliran Al-Qur’an Suci berhasil diungkap setelah sebelumnya orangtua Achriyanie Yulvie (saat itu berusia 19 tahun), melakukan pencarian terhadap anak gadis mereka setelah sekian lama menghilang tanpa jejak, sejak 9 September 2007. Mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran Insan Cinta Bangsa Bandung ini merupakan anak dari pasangan Suprapto-Tati, warga Perumnas Bumi Teluk Jambe Blok T Nomor 536 RT 06/11, Karawang. Yulvie hanyalah salah satu saja dari sejumlah korban lain yang keberadaannya masih diselimuti misteri.
Modus operandi Pengajian Al-Qur’an Suci ini, mirip gerakan NII yang beberapa tahun lalu marak di kampus-kampus ternama. Begitu juga dengan adanya keharusan hijrah dan membayar sejumlah uang sebagai uang hijrah, sebagaimana terjadi pada diri Dwi Ariyani (20) yang membayar biaya hijrah sebesar Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah). Sejak itu, Dwi Ariyani menghilang tanpa jejak. 

Sejumlah orang yang pernah terperosok ke dalam kesesatan NII, ketika ditanya soal aliran sesat ini, mereka dengan yakin mengatakan bahwa Pengajian Al-Qur’an Suci adalah NII juga, cuma beda nama untuk menyamarkan jatidiri sebenarnya, karena masyarakat sudah semakin sadar dengan keberadaan NII yang sesat dan menyesatkan.

Darul Islam Fillah 

Kelompok Darul Islam Fillah di Kabupaten Garut, Jawa Barat divonis sesat oleh masyarakat, karena memenuhi 10 kriteria aliran sesat yang ditetapkan Majelis Ulama Indonesia. Salah satu kesesatannya adalah mengganti kalimat syahadat palsu, dengan mengganti kalimat “Muhammadar-Rasulullah” menjadi “Sensen Komara Rasulullah,” karena mereka mengimani Drs Sensen Komara bin Bakar Misbah, pemimpin aliran sesat ini sebagai nabi dan rasul Allah. 
"Aliran tersebut, memenuhi unsur sepuluh kriteria ajaran sesat yang ditetapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga secara yuridis formal berdasarkan ketentuan hukum  melanggar Perpres No.1/1965 jo psl. 156.a KUHP tentang penyalahgunaan dan atau penodaan terhadap agama dan perbuatan makar," kata  Ketua Lembaga Pengkajian, Penegakan dan Penerapan Syariat Islam (LP3SI) kabupaten setempat
 
Wallahu a’lam bisshawab.